Oleh KH M ihya Ulumiddin
Termasuk permohonan Nabiyulloh Yusuf alaihissalam ialah: (wafatkanlah diriku dalam keadaan sebagai muslim dan gabungkanlah diriku dengan orang-orang sholeh!)QS Yusuf:101. Ini adalah karena rasa takut beliau. Rosululloh shollallahu alaihi wasallam pun memperbanyak do’a: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku atas agamaMu!” para sahabat bertanya: “Apakah engkau merasa takut (khawatir) wahai Rosululloh?” beliau bersabda: “Kiranya apakah yang menjamin diriku, sementara hati berada di antara dua jari dari jari-jari Alloh Maha Pengasih, Dia (bisa) membolak-balikkannya sesuai kehendakNya” (HR Ahmad), ini juga termasuk karena rasa takut beliau. Sepadan dengan hal tersebut Imam Syafii rohimahulloh mengatakan:
Aku mencintai orang-orang sholeh meski bukan termasuk dari mereka (akan tetapi) semoga saja karena mereka aku mendapat syafaat
Begitu pula halnya dengan hati al muqorrobun yang terikat galau dengan amal-amal yang telah dilakukan, dan hati al abror yang terlekat khawatir dengan amalan-amalan di akhir kehidupan. Mereka mengatakan: “Dengan apakah kehidupan kita diakhiri?” “Bagaimanakah sambutan Alloh terhadap amalan yang telah kita lakukan?”[4]. Sementara Alloh berfirman: [Dan kasih sayangKu mencakup segala sesuatu. Lalu Aku akan memastikannya bagi orang-orang yang bertaqwa]QS al A’rof:155, maka berputus asa dari rohmat Alloh tidak semestinya dilakukan oleh manusia yang berbuat melewati batas terhadap diri mereka sendiri sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra:
[Rosululloh shollallahu alaihi wasallam mengirim orang kepada Wahsyi untuk mengajaknya kepada Islam. Wahsyi lalu mengirim orang dengan mengatakan: “Wahai Muhammad, bagaimana kamu mengajakku kepada Islam sedangkan kamu telah menyatakan sesungguhnya barang siapa telah membunuh, atau melakukan kesyirikan atau berbuat zina maka di hari kiamat siksaan baginya akan dilipatgandakan, ia langgeng di dalamnya dalam kondisi terhina. Dan sesungguhnya diriku telah melakukan semua itu, lalu apakah kamu masih menemukan kemurahan bagiku?” Alloh lalu menurunkan: [Kecuali orang yang bertaubat dan beriman serta melakukan amalan sholeh]QS al Furqon:70. Rosululloh shollallahu alaihi wasallam lalu mengirimkan ayat ini kepada Wahsyi dan teman-temannya. Wahsyi berkata: “Ini sebuah syarat yang berat yang sangat mungkin aku tidak mampu memenuhinya. Lalu adakah selain itu?” maka Alloh menurunkan: [Sesungguhnya Alloh tidak mengampuni jika ada sesuatu disekutukan denganNya, dan Dia mengampuni selain itu bagi siapa saja yang dikehendakiNya]QS An Nisa’:48. Rosululloh shollallahu alaihi wasallam lalu mengirimkannya kepada Wahsyi. Wahsyi berkata: “Aku melihat diriku setelah ini masih dalam ketidak jelasan, sehingga aku tidak mengerti apakah diriku diampuni ataukah tidak. Adakah selain itu?” Alloh ta’ala lalu menurunkan: [Katakanlah: “Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhdapa diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rohmat Alloh. Sesungguhnya Alloh mengampuni dosa-dosa semuanya...]QS Az Zumar:53.
Maka kaum muslimin bertanya: “Wahai Rosululloh, ini khusus baginya saja ataukah umum bagi kaum muslimin? Maka Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda: “Tetapi, bagi kaum muslimin secara umum”[5]
Selanjutnya yang lebih utama bagi seorang muslim yang terbina adalah keseimbangan rasa takut dan harapan (nya) sehingga keduanya menjadi seperti dua sayap burung dan ia tidak hanya bersandar pada amal perbuatannya atau bergantung pada kasih sayang Alloh semata, tetapi bersandar pada keduanya. Sedangkan seorang muslim yang teledor maka lebih baik baginya menonjolkan rasa takut sampai ia bisa berbuat lurus. Kecuali orang yang sedang menjelang kematian dan mendekati masa datang kepada Alloh serta kembali ke rumah akhirat, maka seyogyanya harapan lebih ditonjolkan di dalam hati sehingga ia bisa meninggal dalam keadaan berbaik sangka kepada Alloh. Dalam hadits disebutkan: “Jangan sampai salah seorang kalian meninggal kecuali dia sedang berbaik sangka kepada Alloh ta’ala”(HR Muslim/2877. Abu Dawud/3113)
al Hasan al Bashri rohimahulloh mengatakan:
[Sesungguhnya seorang mukmin mengumpulkan perbuatan baik (Ihsan) dan rasa khawatir. Dan sesungguhnya seorang munafiq mengumpulkan perbuatan jelek (Isa’ah) dan rasa aman. Seorang mukmin (seharusnya) tidak memasuki waktu pagi kecuali dalam kondisi dicekam ketakutan dan tidak memasuki waktu sore kecuali dalam keadaan ketakutan. Ia beramal dan lalu mengatakan: “Semoga saja diriku selamat”. Sementara munafiq meninggalkan amal dan mengatakan: “Banyak orang (yang berbuat), dan aku akan mendapatkan ampunan”][6]
وَاللهُ يَتَوَلَّى الْجَمِيْعَ بِرِعَايَتِهِ
[1] المختار من كلام الأخيار ص 149
[2] الفوائد المختارة ص 427-428
[3] رسالة المعاونة ص 160
[4] Al Mukhtar min Kalam al Akhyar hal 149
[5] Al Fawaid al Mukhtaroh hal 427-428
[6] Risalatul Muawanah hal 160
بسم الله الرحمن الرحيم
بَيْنَ الْخَوْفِ وَالرَّجَاءِ
كَانَ مِنْ دُعَاءِ نَبِيِّ اللهِ يُوْسُفَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ (تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِيْنَ) يوسف:101, هَذَا مِنْ خَوْفِهِ . وَكَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ مِنْ قَوْلِ (يَامُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ) قَالُوْا : وَتَخَافُ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: وَمَايُؤْمِنُنِي وَالْقَلْبُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ يُقَلِّبُهُ كَيْفَ يَشَاءُ؟ أخرجه أحمد, وَهَذَا اَيْضًا مِنْ خَوْفِهِ . وَإِلَى مِثْلِ ذَلِكَ يَقُوْلُ الشَّافِعِي رَحِمَهُ اللهُ:
أُحِبُّ الصَّالِحِيْنَ وَلَسْتُ مِنْهُمْ# لَعَلِّي أَنْ أَنَالَ بِهِمْ شَفَاعَةْ
وَهَكَذَا كَانَ قُلُوْبُ الْمُقَرَّبِيْنَ مُعَلَّقَةً بِالسَّوَابِقِ وَقُلُوْبُ الْأَبْرَارِ مُعَلَّقَةً بِالْخَوَاتِيْمِ هَؤُلاَءِ يَقُوْلُوْنَ بِمَاذَا يُخْتَمُ لَنَا؟ وَأُولئِكَ يَقُوْلُوْنَ مَاذَا سَبَقَ مِنَ اللهِ تَعَالَى لَنَا؟[1] بَيْنَمَا قَالَ اللهُ تَعَالَى:[وَرَحْمَتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْئٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ] الأعراف:155, فَلاَ يَنْبَغِى لِلْإِنْسَانِ الْمُسْرِفِ عَلَى نَفْسِهِ أَنْ يَيْأَسَ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ تَعَالَى كَمَا رُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قال: بَعَثَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى وَحْشِيٍّ يَدْعُوْهُ إِلَى اْلإِسْلاَمِ فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ يَقُوْلُ يَامُحَمَّدُ كَيْفَ تَدْعُوْنِي إِلَى اْلإِسْلاَمِ وَأَنْتَ تَزْعُمُ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا أَوْ أَشْرَكَ أَوْ زَنَى يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيْهِ مُهَانًا وَإِنِّي قَدْ فَعَلْتُ ذَلِكَ كُلَّهُ فَهَلْ تَجِدُ لِيْ رُخْصَةً؟ فَأَنْزَلَ اللهُ [إِلاَّ مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلاً صَالِحًا]الفرقان:70, فَبَعَثَ بِهَا إِلَى وَحْشِيٍّ وَأَصْحَابِهِ فَقَالَ وَحْشِيٌّ: هَذَا شَرْطٌ شَدِيْدٌ لَعَلِّيْ لاَ أَقْدِرُ عَلَيْهِ فَهَلْ غَيْرُ ذَلِكَ؟ فَأَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى: [إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ]النساء:48, فَبَعَثَ بِهَا إِلَى وَحْشِيٍّ فَقَالَ وَحْشِيٌّ : أَرَانِي بَعْدُ فِى شُبْهَةٍ فَلاَ أَدْرِيْ يُغْفَرُ لِي أَمْ لاَ؟ فَهَلْ غَيْرُ ذَلِكَ؟ فَأَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى: [قُلْ يَاعِبَادِيَ الَّذِيْنَ أَسْرَفُوْا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوْا مِنْ رَحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا]الزمر53, فَبَعَثَ بِهَا إِلَى وَحْشِيٍّ وَأَصْحَابِهِ فَقَالَ وَحْشِيٌّ: نَعَمْ هَذِهِ فَجَاءَ فَأَسْلَمَ هُوَ وَأَصْحَابُهُ فَقَالَ الْمُسْلِمُوْنَ : يَارَسُوْلَ اللهِ هَذِهِ لَهُ خَاصَّةً أَمْ لِلْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً؟ فَقَالَ: (بَلْ لِلْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً)[2] ثُمَّ الْأَفْضَلُ لِلْمُسْلِمِ الْوَاعِى أَنْ يَسْتَوِيَ خَوْفُهُ وَرَجَاؤُهُ حَتَّى يَكُوْنَ كَجَنَاحَيِ الطَّيْرِ وَلاَ يَعْتَمِدُ عَلَى عَمَلِهِ فَقَطْ وَلاَ يَعْتَمِدُ عَلَى رَحْمَةِ اللهِ فَقَطْ بَلْ يَعْتَمِدُ عَلَيْهِمَا .وَالْمُسْلِمُ الْمُقَصِّرُ فَالْأَصْلَحُ لَهُ تَرْجِيْحُ الْخَوْفِ حَتَّى يَسْتَقِيْمَ إِلاَّ مَنْ أَشْرَفَ عَلَى الْمَوْتِ وَالْقُدُوْمِ عَلَى اللهِ وَالْمَصِيْرِ إِلَى الدَّارِ الْآخِرَةِ فَيَنْبَغِى أَنْ يَكُوْنَ الرَّجَاءُ هُوَ الْغَالِبُ عَلَى قَلْبِهِ لِيَمُوْتَ عَلَى حُسْنِ الظَّنِّ بِاللهِ فَفِى الْحَدِيْثِ (لاَ يَمُوْتُ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللهِ تَعَالَى) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ 2877 وأبوداود3113. قَالَ الْحَسَنُ الْبِصْرِى رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ الْمُؤْمِنَ جَمَعَ إِحْسَانًا وَخَوْفًا وَإِنَّ الْمُنَافِقَ جَمَعَ إِسَاءَةً وَأَمْنًا فَالْمُؤْمِنَ لاَ يُصْبِحُ إِلاَّ خَائِفًا وَلاَ يُمْسِىْ إِلاَّ خَائِفًا يَعْمَلُ وَيَقُوْلُ : لَعَلِّى أَنْجُوْ وَالْمُنَافِقُ يَتْرُكُ الْعَمَلَ وَيَقُوْلُ : سَوَادُ النَّاسِ كَثِيْرٌ وَسَوْفَ يُغْفَرُ لِيْ[3]
وَاللهُ يَتَوَلَّى الْجَمِيْعَ بِرِعَايَتِهِ