·
·
دعوات
نبوية قرانية
Do’a
Kenabian Yang terdapat Dalam Al Qur’an
1. لاَ اِلَهَ اِلاَّ
اَنْتَ سُبْحَانَكَ اِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ (يونس)
. La
Ilaha illa Anta Subhanaka inni Kuntu Minadzholimiin
وَذَا النُّونِ إِذ
ذَّهَبَ مُغَاضِباً فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي
الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ
الظَّالِمِينَ ﴿٨٧﴾
087.
(Dan) ingatlah kisah (Dzun Nun) yaitu orang yang mempunyai ikan yang besar, dia
adalah Nabi Yunus bin Mataa. Kemudian dijelaskan kalimat Dzun Nun ini oleh
Badalnya pada ayat selanjutnya, yaitu (ketika ia pergi dalam keadaan marah)
terhadap kaumnya, disebabkan perlakuan kaumnya yang menyakitkan dirinya,
sedangkan Nabi Yunus belum mendapat izin dari Allah untuk pergi (lalu ia
menyangka bahwa Kami tidak akan mampu untuk menjangkaunya) menghukumnya sesuai
dengan apa yang telah Kami pastikan baginya, yaitu menahannya di dalam perut
ikan paus, atau menyulitkan dirinya disebabkan hal tersebut (maka ia menyeru
dalam tempat yang gelap gulita) gelapnya malam dan gelapnya laut serta gelapnya
suasana dalam perut ikan paus ("bahwa) asal kata An adalah Bi-an, artinya,
bahwasanya (tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah
termasuk orang-orang yang zalim") karena pergi dari kaumku tanpa seizin
Allah.. (Q.S Al-Anbiya’ : 87)
======
2. رَبِّ لاَ تَذَرْنِى فَرْدًا وَاَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ
(زكريا)
2. Robby
La Tadzarny fardan Wa Anta Khoirul Waritsiin
وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى
رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْداً وَأَنتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ ﴿٨٩﴾
089.
(Dan) ingatlah kisah (Zakaria) kemudian dijelaskan oleh Badalnya pada ayat
selanjutnya (tatkala ia menyeru Rabbnya) melalui doanya yang mengatakan,
("Ya Rabbku! Janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri) tanpa
anak yang kelak akan mewarisiku (dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik")
yang tetap abadi sesudah semua makhluk-Mu musnah. (Q.S Al-Anbiya’ : 89)
======
3. رَبِّ اِنِىّ لِمَا اَنْزَلْتَ اِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيْرٌ
(موسى)
Robby
inni Lima Anzalta ilayya Min Khoirin Faqiir
فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ
تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ
خَيْرٍ فَقِيرٌ ﴿٢٤﴾
024.
(Maka Musa memberi minum ternak itu untuk menolong keduanya) dari air sumur
lain yang berada di dekat sumur itu, kemudian Nabi Musa mengangkat batu besar
yang menutupinya, konon batu itu hanya dapat diangkat oleh sepuluh orang yang
kuat (kemudian ia kembali) setelah itu Musa kembali lagi (ke tempat yang teduh)
di bawah pohon Samurah, karena pada saat itu hari sangat panas dan ia dalam
keadaan lapar (lalu berdoa, "Ya Rabbku! Sesungguhnya aku terhadap kebaikan
yang Engkau turunkan kepadaku) yang dimaksud adalah makanan (sangat
memerlukan.") sangat membutuhkannya. Lalu kedua wanita itu kembali ke
rumah bapak mereka, kejadian ini membuat bapaknya terkejut, karena mereka
berdua kembali lebih cepat dari biasanya. Maka bapaknya menanyakan tentang hal
tersebut. Lalu diceritakan kepadanya tentang seorang lelaki yang telah
menolongnya memberi minum ternaknya. Bapak mereka bertanya kepada salah seorang
dari keduanya, "Coba panggillah dia untuk menghadap kepadaku". Lalu
Allah berfirman, (Q.S A-Qashas : 24)
======
3.أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
(ايوب)
4. Annii
Massanniyad Dlurru Wa Anta Arhamurrohiim
وَأَيُّوبَ إِذْ
نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ ﴿٨٣﴾
083.
(Dan) ingatlah kisah (Ayub,) kemudian dijelaskan oleh Badalnya, yaitu (ketika
ia menyeru Rabbnya) pada saat itu dia mendapat cobaan dari-Nya; semua harta
bendanya lenyap dan semua anak-anaknya mati serta badannya sendiri
tercabik-cabik oleh penyakit, semua orang menjauhinya kecuali istrinya. Hal ini
dialaminya selama tiga belas tahun, ada yang mengatakan tujuh belas tahun dan
ada pula yang mengatakan delapan belas tahun. Selama itu penghidupan Nabi Ayub
sangat sulit dan sengsara ("Sesungguhnya aku) asal kata Annii adalah
Bi-ann (telah ditimpa kemudaratan) yakni hidup sengsara (dan Engkau adalah Yang
Maha Penyayang di antara semua penyayang"). (Q.S Al-Anbiya’ : 83)
======
5. تَوَفَّنِى مُسْلِمًا وَاَلْحِقْنِى بِالصَّالِحِيْنَ (يوسف)
رَبِّ قَدْ آتَيْتَنِي
مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِي مِن تَأْوِيلِ الأَحَادِيثِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ
وَالأَرْضِ أَنتَ وَلِيِّي فِي الدُّنُيَا وَالآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِماً
وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ ﴿١٠١﴾.
Ya
Rabbku! 101.Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian
kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takbir mimpi) takwil-takwil
mimpi (Ya Rabb Pencipta) yang menjadikan (langit dan bumi! Engkaulah
Pelindungku) yang mengatur kebaikanku (di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku
dalam keadaan Islam dan kumpulkanlah aku dengan orang-orang yang saleh) di
antara bapak moyangku. Maka setelah ia berdoa, ia hidup hanya seminggu atau
lebih dari seminggu. Kemudian ia wafat, pada saat itu usianya telah mencapai
seratus dua puluh tahun. Lalu semua orang Mesir mengiringkan jenazahnya sampai
ke tempat kuburannya; mereka meletakkan jenazah Nabi Yusuf di dalam sebuah
tabelah yang terbuat dari marmer, dan mereka mengebumikannya di tempat yang
terletak di antara kedua tepi sungai Nil, dimaksud supaya keberkahan
terlimpahkan kepada kedua tepi sungai Nil. Maha Suci Allah yang tiada akhir bagi
kerajaan-Nya. (Q.S Yusuf : 101)
======
6. رَبِّ هَبْ لِى مِنَ الصَّالِحِيْنَ ( ابراهيم)
Robby
Hably minas Shoolihiin
رَبِّ
هَبْ
لِي مِنَ الصَّالِحِينَ ﴿١٠٠﴾
100 Ya
Rabbku! Anugerahkanlah kepadaku) seorang anak (yang termasuk orang-orang yang
saleh.') (Q.S As-Shaffat : 100)
======
7. حَسْبِيَ اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْل ( ابراهيم)
Hasbiyalloh
Wani’mal Wakiil
الَّذِينَ قَالَ
لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ
إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
(Yaitu)
orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang
yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk
menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu
menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi
Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". Ali Imran Ayat 173
Dalam Hadits Bukhari 4198
,
حَدَّثَنَا مَالِكُ
بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ أَبِي حَصِينٍ عَنْ أَبِي
الضُّحَى عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ آخِرَ قَوْلِ إِبْرَاهِيمَ حِينَ
أُلْقِيَ فِي النَّارِ حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
======
8. رَبِّ اجْعَلْنِى مُقِيْمَ الصَّلاَةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِى
رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءْ
8. Robbij’alnii
Muqimas Sholaah Wa Min Dzurriyyatii Robbana Wataqobbal Du’a
رَبِّ اجْعَلْنِي
مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء ﴿٤٠﴾
40.Ya
Rabbku! Jadikanlah aku orang-orang yang tetap mendirikan salat dan) jadikan
pula (anak cucuku) orang-orang yang tetap mendirikannya. Nabi Ibrahim sengaja
di dalam doanya ini memakai ungkapan min yang menunjukkan makna sebagian karena
Allah swt. telah memberitahukan kepadanya bahwa di antara anak cucunya itu
terdapat orang yang kafir (Ya Rabb kami! Kabulkanlah doaku) semua doa yang
telah disebutkan tadi. (Q.S Ibrahim : 40)
9. رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي
أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ
وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِى إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
(سليمان)
Robby
Auzi’ni An Asykuro Ni’matkallati An Amta Alayya Wa Ala Walidayya Wa An A’mala
Sholihan Tardloohu Wa Ashlihly Fii Dzurriiyaty Inni Tubt Ilaika Wa Inny Minal
Muslimiin
وَوَصَّيْنَا
الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ
كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ
وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ
الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً
تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ
الْمُسْلِمِينَ ﴿١٥﴾
150Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya)
menurut suatu qiraat lafal Ihsaan dibaca Husnan; maksudnya: Kami perintahkan
manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Lafal Ihsaanan adalah
Mashdar yang dinashabkan oleh Fi'ilnya yang diperkirakan keberadaannya;
demikian pula penjabarannya bila dibaca Husnan (ibunya mengandungnya dengan
susah payah dan melahirkannya dengan susah pula) artinya penuh dengan susah
payah. (Mengandungnya sampai menyapihnya) dari penyusuannya (adalah tiga puluh
bulan) yakni dalam masa enam bulan sebagai batas yang paling minim bagi
mengandung, sedangkan sisanya dua puluh empat bulan, yaitu lama masa penyusuan
yang maksimal. Menurut suatu pendapat disebutkan bahwa jika sang ibu
mengandungnya selama enam bulan atau sembilan bulan, maka sisanya adalah masa
penyusuan (sehingga) menunjukkan makna Ghayah bagi jumlah yang diperkirakan
keberadaannya, yakni dia hidup sehingga (apabila dia telah dewasa) yang
dimaksud dengan pengertian dewasa ialah kekuatan fisik dan akal serta
inteligensinya telah sempurna yaitu sekitar usia tiga puluh tiga tahun atau
tiga puluh tahun (dan umurnya sampai empat puluh tahun) yakni genap mencapai
empat puluh tahun, dalam usia ini seseorang telah mencapai batas maksimal
kedewasaannya (ia berdoa, "Ya Rabbku!) dan seterusnya. Ayat ini diturunkan
berkenaan dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq, yaitu sewaktu usianya mencapai empat
puluh tahun sesudah dua tahun Nabi saw. diangkat menjadi rasul. Lalu ia beriman
kepada Nabi saw. lalu beriman pula kedua orang tuanya, lalu menyusul anaknya
yang bernama Abdurrahman, lalu cucunya yang bernama Atiq (Tunjukilah aku)
maksudnya berilah ilham (untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau
berikan) nikmat tersebut (kepadaku dan kepada ibu bapakku) yaitu nikmat tauhid
(dan supaya aku dapat berbuat amal saleh yang Engkau ridai) maka Abu Bakar
segera memerdekakan sembilan orang hamba sahaya yang beriman; mereka disiksa
karena memeluk agama Allah (berilah kebaikan kepadaku dengan memberi kebaikan
kepada cucuku) maka semua anak cucunya adalah orang-orang yang beriman.
(Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri.") (Q.S Al-Ahqaf : 15)
======
10. رَبِّ
أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى
وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَاَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي
عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ
Robby
Auzi’ni An Asykuro Ni’matkallati An Amta Alayya Wa Ala Walidayya Wa An A’mala
Sholihan Tardloohu Wa Adkhilny Birohmatika Fi Ibadikas Shoolihiin
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكاً
مِّن قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي
أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ
وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ ﴿١٩﴾
19.
(Maka tersenyum) Nabi Sulaiman pada permulaannya (tertawa) pada akhirnya
(karena mendengar perkataan semut itu) dia telah mendengarnya walaupun jaraknya
masih jauh yakni tiga mil, kemudian suara itu dibawa oleh angin. Nabi Sulaiman
menahan bala tentaranya sewaktu mereka hampir sampai ke lembah semut, sambil menunggu
supaya semut-semut itu memasuki sarang-sarangnya terlebih dahulu. Bala tentara
Nabi Sulaiman dalam perjalanan ini ada yang menaiki kendaraan dan ada pula yang
berjalan kaki (dan dia berdoa, "Ya Rabbku! Berilah aku) berilah aku ilham
(untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan) nikmat-nikmat
itu (kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh
yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan
hamba-hamba-Mu yang Saleh") yakni para Nabi dan para Wali. (Q.S An-Naml :
19))
======
11. رَبِّ
اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيَّ (ابراهيم)
Robbighfirly
Waliwa Lidayya
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي
وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ ﴿٤١﴾
041. (Ya
Rabb kami! Beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku) doa ini diucapkan sebelum
jelas bagi Nabi Ibrahim bahwa kedua orang tuanya memusuhi Allah swt. Akan
tetapi menurut suatu pendapat dikatakan bahwa ibu Nabi Ibrahim masuk Islam.
Lafal waalidayya menurut qiraat yang lain dapat dibaca mufrad sehingga
bacaannya menjadi waalidiy (dan sekalian orang-orang mukmin pada hari
terjadinya) ditegakkannya (hisab) selanjutnya Allah berfirman: (Q.S Ibrahim :
41)
======
12. رَبِّ ارْحَمْهُمَاكَمَا رَبَّيَانِي
صَغِيْرًا
.
Robbirhamhuma Kama Robbayani Shoghiro
وَاخْفِضْ لَهُمَا
جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي
صَغِيراً ﴿٢٤﴾
024.
(Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua) artinya berlaku sopanlah kamu
terhadap keduanya (dengan penuh kesayangan) dengan sikap lemah lembutmu kepada
keduanya (dan ucapkanlah, "Wahai Rabbku! Kasihanilah mereka keduanya,
sebagaimana) keduanya mengasihaniku sewaktu (mereka berdua mendidik aku waktu
kecil."). (Q.S Al-Isra’ : 24)
14. رَبِّ
أَنْزِلْنِى مُنْزَلاً مُبَارَكاً وَأَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِيْنَ
. Robby
Anzilni Munzalan Mubarokan Wa anta Khoirul Munziliin
وَقُل رَّبِّ
أَنزِلْنِي مُنزَلاً مُّبَارَكاً وَأَنتَ خَيْرُ الْمُنزِلِينَ ﴿٢٩﴾
029.
(Dan berdoalah) di kala kamu turun dari bahtera, ('Ya Rabbku! Tempatkanlah aku
pada tempat) kalau dibaca Munzalan berarti menjadi Mashdar dan Isim
Makan/tempat sekaligus, apabila dibaca Manzilan berarti tempat berlabuh (yang
diberkati) yakni tempat tersebut diberkati (dan Engkau adalah sebaik-baik yang
memberi tempat'") maksudnya Engkau adalah pemberi tempat yang paling baik
kepada semua yang telah disebutkan tadi. (Q.S Al-Mukminun : 29)