11. Sarana Berbisik kepada
Allah Ta’ala
Sebagaimana
hadits dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إنَّ الْمُؤْمِنَ إذَا
كاَنَ فِي الصَّلاَةِ فَإِنَّمَا يُنَاجِى رَبَّهُ فَلاَ يَبْزُقَنَّ بَيْنَ يَدَيْهِ وَلاَ عَنْ يَمِيْنِهِ
وَلَكِنْ عَنْ يَسَارِهِ أَوْ تَحْتَ قَدَمِهِ
“Sesungguhnya
ketika melaksanakan sholat, seorang mukmin sedang berbisik kepada Tuhannya.
Maka janganlah sekali-kali ia meludah di depannya dan jangan meludah ke arah
kanannya, akan tetapi (jika memang harus meludah maka) ke arah kirinya atau ke
arah telapak kaki (kiri)nya”[11]
12. Sarana untuk
menghadapkan diri kepada Allah Ta’ala
Sebagaimana
hadits dari Abu Huroirah ra. dari Nabi shallallahu alaihi wasallam:
إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ إلَى الصَّلاَةِ فَلاَ يَبْصُقْ أَمَامَهُ فَإِنَّمَا يُنَاجِى اللهَ مَادَامَ فِي مُصَلاَّهُ وَلاَ عَنْ يَمِيْنِهِ فَإِنَّ عَنْ يَمِيْنِهِ مَلَكاً وَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ أَوْ تَحْتَ قَدَمِهِ فَيَدْفِنُهَا
“Ketika salah
seorang kalian berdiri dalam sholat, maka janganlah meludah di depannya,
(ingatlah) bahwa sesungguhnya dia sedang berbisik (munajat) kepada Allah Subhanahu wata’ala selama dia berada di tempat sholat dan janganlah meludah ke arah
kanannya, karena sesungguhnya di sebelah kanannya ada malaikat, dan hendaklah meludah ke arah kirinya atau ke arah bawah telapak
kakinya, kemudian ia menimbun ludah itu”[12]
Sebagaimana juga
hadits dari Ibnu Umar ra. bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إذَا كاَنَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّى فَلاَ يَبْصُقْ قِبَلَ وَجْهِهِ فَإِنَّ اللهَ قِبَلَ وَجْهِهِ إِذَا صَلَّى
Ketika salah seorang di antara kamu
mengerjakan sholat, maka janganlah meludah ke hadapannya (arah depannya) karena sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala berada di depannya ketika ia sholat”[13]
13. Dzikir Hamba kepada
Allah Ta’ala
Sebagaimana
hadits dari Abu Hurairah ra. bahwa dia mendengar
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
قَالَ اللهُ
تَعَالَى:"قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِيْ نِصْفَيْنِ
وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ "فَإذَا قَالَ العَبْدُ : الحَمْدُ للهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ , قَالَ الله تَعَالَى: "حَمِدَنِى عَبْدِى". وَإِذَا
قَالَ: الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ, قَالَ الله تَعَالَى :"أَثْنَى عَلَيَّ
عَبْدِى" . وَإِذَا قَالَ: مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ, قَالَ الله تَعَالَى :
"مَجَّدَنِى عَبْدِى" . وَقَالَ مَرَّةً: "فَوَّضَ إِلَيَّ
عَبْدِى"-فَإِذَا قَالَ: إيَّاكَ نَعْبُدُ وَ إيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. قال
"هَذَا بَيْنِيْ وَ بَيْنَ عَبْدِى وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ", فَإِذَا
قَالَ إهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ
عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ, قَالَ الله
تَعَالَى :"هَذَا لِعَبْدِى وَلِعَبْدِى مَاسَأَلَ"
“Aku
(Allah SWT) membagi sholat menjadi dua bagian . Satu bagian untuk-Ku dan satu
bagian untuk hamba-Ku dan Aku akan memberikan apa yang diminta hamba-Ku. Ketika
hamba-Ku berkata:”Al-Hamdulillahi Robbil ‘Alamiin”, maka Allah SWT
berfirman:”Hamba-Ku telah memuji-Ku.” Dan ketika hamba-Ku berkata:”Ar-Rohmaanir
Rohiim”, maka Allah SWT berfirman: ”Hamba-Ku menyanjung-Ku.” Dan ketika hamba-Ku berkata:”Maaliki
Yaumiddiin.” Maka Allah SWT berfirman:”Hamba-Ku memuji-Ku.” dalam riwayat lain
Allah berfirman”Hamba-Ku menyerahkan diri kepada-Ku.” Maka ketika hamba
berkata:” Iyyaaka Na’budu wa Iyyaaka Nasta’iin.” Allah SWT berfirman
:”Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku dan untuk hamba-Ku apa
yang dia minta.” Kemudian ketika hamba berkata:”Ihdinash-Shiroothol Mustaqiim
Shirootholladziina an’amta’alaihim ghoiril maghdluubi’alaihim
waladldloolliin.”, maka Allah SWT berfirman: ”Inilah (hak) hamba-Ku
dan bagi hamba-Ku apa yang dia minta.”[14].
14. Amin Malaikat
Malaikat
senantiasa meng-amin-i serta memohonkan pengampunan dan keselamatan
selama seseorang masih berada di tempat sholat sebagaimana
hadits dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِذَا أَمَّنَ اْلإمَامُ فَأَمِّنُوْا فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ تَأْمِيْنُهُ تَأْمِيْنَ الْمَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Ketika
Imam membaca “Amiin”, maka bacalah “Amiin”, karena sesungguhnya orang yang
bacaan “Amiin”nya bersamaan dengan bacaan “Amiin” Malaikat, maka diampuni
baginya dosa-dosanya yang telah lalu”[15]
15. Mencegah Perbuatan Keji dan Munkar
Sebagaimana
firman Allah Ta’aalaa dalam firman
Allah:
أُتْلُ مَا أُوْحِيَ إلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللهِ أكْبَرُ واللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
“Bacakanlah
apa yang Kami wahyukan kepada kamu dari Al-Kitab (Al-Qur’an) dan tegakkanlah
sholat, karena sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar
dan sesungguhnya mengingat Allah SWT itu (perkara) yang sangat besar dan Allah
SWT mengetahui apa-apa yang kalian lakukan.”(QS Al-Ankabut :45)
16. Meneguhkan Hati Sehingga Tidak Mudah Mengeluh
Sebagaimana firman Allah:
إِنَّ اْلإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًا وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًا وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوْعًا إِلاَّ الْمُصَلِّيْنَ الَّذِيْنَ هُمْ عَلَى صَلاَتِهِمْ دَائِمُوْنَ
“Sesungguhnya
manusia diciptakan dalam keadaan lemah, jika mendapat keburukan maka mereka
mengeluh, dan jika mendapat kebaikan maka mereka begitu pelit, kecuali
orang-orang yang selalu menjaga dan melanggengkan sholat” QS al Ma’aarij: 19-23.
17.
Menyelamatkan Tubuh Anggota Sujud dari Api Neraka
Sebagaimana
hadits panjang dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wasallam bersabda:
وَيُضْرَبُ الصِّرَاطُ
بَيْنَ ظَهْرَانَى جَهَنَّمَ فَأَكُوْنُ أَوَّلَ مَنْ يَجُوْزُ مِنَ الرُّسُلِ
بِأُمَّتِهِ وَلاَ يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ أَحَدٌ إِلاَّ الرُّسُلُ وَكَلاَ مُ
الرُّسُلِ : أَللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ . وَفِى جَهَنَّمَ كَلاَ لِيْبُ مِثْلُ
شَوْكِ السَّعْدَانِ هَلْ رَأَيْتُمْ شَوْكَ السَّعْدَانِ ؟ قَالُوْا:
نَعَمْ,قَالَ:فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَعْلَمُ
قَدْرَ عِظَمِهَا إِلاَّ اللهُ تَعَالَى تَخْطِفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ
فَمِنْهُمْ مَنْ يُوْبَقُ بِعِلْمِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يُخَرْدَلُ ثُمَّ يَنْجُوْ
حَتَّى إذَا أَرَادَ الله رَحْمَةَ مَنْ أَرَادَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ
أَمَرَ الْمَلاَئِكَةَ أَنْ يُخْرِجُوْا مِنَ النَّارِ مَنْ كاَنَ يَعْبُدُ اللهَ
فيَعْرِفُوْنَهُمْ بِآثَارِ السُجُوْدِ وَحَرَّمَ اللهُ تَعَالَى عَلَى النَّارِ
أَنْ تَأكُلَ مَوْضِعَ السُجُوْدِ فيَخْرُجُوْنَ وَقَدِ امْتَحَشُوْا
فيُصَبُّ عَلَيْهِمْ مَاءُ الْحَيَاةِ فيَنْبُتُوْنَ نَبَاتَ الْحَبَّةِ فِىْ
حَمِيْلِ السَّيْلِ
“Dibentangkan
jembatan (shirot) di atas dua sisi neraka Jahannam. Aku kemudian menjadi orang
yang pertama kali melewatinya di antara para rasul dengan umatnya, dan tidak
satupun orang yang berbicara pada hari itu kecuali para rasul dan perkataan
rasul saat itu adalah :”Ya Alloh, selamatkan, selamatkanlah.” Dan di neraka
Jahannam ada banyak jangkar (besi yang bengkok ujungnya untuk mengorek bara
api) yang seperti duri pohon Sa’daan. Apakah kalian mengetahui duri pohon
Sa’daan?” Para sahabat menjawab:”Ya.” Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda: ”Sesungguhnya (jangkar )itu seperti duri pohon Sa’daan, tetapi tidak
ada yang tahu kadar besarnya (jangkar) itu kecuali Allah SWT. Jangkar itu
menyambar-nyambar manusia sebab perbuatan-perbuatan mereka. Kemudian di antara
mereka ada orang yang tersobek dikarenakan ilmunya dan diantara mereka ada
orang yang terpotong dan ia selamat sampai ketika Allah menghendaki
rahmat kepada orang yang dikehendaki menjadi Ahli Neraka, maka Alloh SWT
memerintahkan kepada para malaikat agar mengeluarkan dari Neraka, orang yang
menyembah Alloh SWT kemudian para malaikat itu mengenalinya dari bekas-bekas
sujud dan Alloh SWT mengharamkan api neraka untuk memakan anggota
sujud. Kemudian mereka keluar (dari neraka) dan sungguh mereka
terbakar hingga mengelupas (kulitnya). Kemudian mereka disiram dengan air
kehidupan, kemudian (kulit mereka) tumbuh seperti tumbuhnya biji-bijian yang
dibawa air”[16]
18. Mempersiapkan Hamba untuk Dapat Bersujud kepada
Allah Ta’aalaa di Saat Semua Makhluk Diperintahkan Bersujud Kepada-Nya.
Sebagaimana
hadits dari Abu Sa’id ra bahwa dia dengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يَكْشِفُ رَبُّنَا عَنْ
سَاقٍ فَيَسْجُدُ لَهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ وَمُؤْمِنَةٍ وَيَبْقَى مَنْ كاَنَ يَسْجُدُ
فِى الدُّنْيَا رِيَاءً وسُمْعَةً فَيَذْهَبُ لِيَسْجُدَ فَيَعُوْدُ ظَهْرُهُ
طَبَقًا وَاحِدًا
“Tuhan kami
membuka betis, maka semua orang mukmin laki-laki dan perempuan lalu
bersujud. Dan tetap (berdiri/tidak dapat sujud) orang yang ketika di
dunia bersujud karena riya’ dan sum’ah, kemudian mereka berusaha untuk bersujud
tetapi punggungnya kembali tegak (tidak dapat bersujud).”[17]
19. Dipersiapkan Pintu Khusus Saat Memasuki Surga
Sebagaimana
hadits dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
[مَنْ أَنْفَقَ
زَوْجَيْنِ فِى سَبِيْلِ اللهِ نُوْدِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ: يَا عَبْدَ
اللهِ هَذَا خَيْرٌ. فَمَنْ كاَنَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ
الصَّلاَةِ وَمَنْ كاَنَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ.
وَمَنْ كاَنَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَانِ. وَمَنْ كاَنَ
مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ]. فَقَالَ أَبُوْ بَكْرٍ
رَضِيَ الله عَنْهُ بِأَبِى أَنْتَ وَأُمِّى يَارَسُوْ لَ الله : مَا عَلَى مَنْ
دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الاَبْوَابِ مِنْ ضَرُوْرَةٍ فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ
تِلْكَ الاَبْوَابِ كُلِّهَا .فَقَالَ صلّى الله عليه وسلّم :[نَعَمْ, وَأَرْجُوْ
أَنْ تَكُوْنَ مِنْهُمْ]
“Barangsiapa
yang (secara rutin) mendermakan di jalan
Allah Swt dua bilangan (dari berbagai jenis harta benda), maka dia akan dipanggil dari beberapa pintu
surga: ”Wahai hamba Allah, inilah (perkara) yang baik.”.
lalu barangsiapa yang termasuk Ahli Sholat, dia akan dipanggil dari pintu
sholat. Dan barangsiapa termasuk ahli jihad, dia akan dipanggil dari pintu jihad.
Dan barangsiapa yang termasuk ahli puasa, dia akan dipanggil dari pintu royyan.
Dan barangsiapa yang termasuk ahli shodaqoh, dia akan dipanggil dari pintu
shodaqoh. Kemudian Abu Bakar Ash-Shidiq ra berkata:”Demi ayah dan ibuku, wahai
Rasulullah, tidak ada orang yang sangat memerlukan untuk dipanggil dari (semua)
pintu-pintu tersebut, (akan tetapi) adakah orang yang dipanggil dari semua
pintu-pintu itu?” Nabi shallallahu
alaihi wasallam menjawab: ”Ia, ada, dan aku berharap kamu termasuk salah satu di antara mereka.”.[18]
20. Bisa Bertemu dan Menyertai Rasulullah
Shallallahu alaihi wasallam di Surga
Sebagaimana
hadits dari Rabi’ah bin Ka’ab Al-Aslamy ra. Ia
berkata:
كُنْتُ أَبِيْتُ مَعَ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوْئِهِ
وَحَاجَتِهِ فَقَالَ لِي: [سَلْ!] فَقُلْتُ: أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِى
الْجَنَّةِ . قَالَ: [أَوَغَيْرَ ذَلِكَ؟] قُلْتُ : هَوَ ذَاكَ . قال: [فَأَعِنِّي
عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُوْدِ]
“Aku biasa melewati malam bersama
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk membawakan air
wudhu dan memenuhi kebutuhan beliau. (suatu kesempatan) Beliau bersabada kepadaku:
“Memintalah!” aku menjawab: “Saya meminta bisa menyertai engkau di surga” beliau bersabda: “Adakah
selain itu?” aku menjawab: “Hanya itu (saja)” beliau bersabda: “(kalau
begitu) maka tolonglah diriku atas dirimu dengan memperbanyak sujud!” [19]
21.
Menjadi Cahaya Kegelapan Bagi Orang yang Sholat
Sebagaimana
hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Malik Al-Asy’ari ra. dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
الطَّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِيْمَانِ وَسُبْحَانَ الله وَالْحَمْدُ لله تَمْلأَنِ-أَوْ تَمْلأُ-مَابَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَالصَّلاَةُ نُوْرٌ
“Membersihkan diri itu sebagian dari iman, dan kalimat
SUBHAANALLAH WAL-HAMDULILLAH itu memenuhi antara langit dan bumi, serta sholat
itu menjadi cahaya”[20]
22. Sholat Menjadi Pelindung di Dalam Kubur
Sebagaimana
diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda:
إِنَّ الْمَيِّتَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَإِنَّهُ يَسْمَعُ خَفْقَ نِعَالِهِمْ حِيْنَ يُوَلُّوْنَ عَنْهُ فَإِنْ كَانَ مُؤْمِنًا كَانَتِ الصَّلاَةُ عِنْدَ رَأْسِهِ
“Sesungguhnya
jika mayyit diletakkan di dalam kuburnya, sungguh ia mendengar derap sandal
orang-orang yang mengiringinya sehingga mereka berbalik meninggalkannya. Maka jika mayyit itu seorang
mukmin, (amalan) sholat berada di sisi kepalanya”[21]
[14] HR Muslim/395 (Kitabus
Shalat Bab Wujubi Qiro’atil Fatihah fi kulli rak’ah). Imam
Ahmad /7841 (Musnad Abi Huroiroh ra). Imam Ibnu Hibban/1792 Bab
Shifatis shalat
[15] HR Bukhari/780 (Kitabul
Adzan Bab Jahril Imam bit Ta;min. Muslim/410 Kitabus shalat
Bab at tasmi’
[16] HR Bukhari/806 (Kitabul
Adzan Bab Fadhlis sujud). Muslim/182 (Kitabul Iman Bab Ma’rifat Thariqir
ru’yah)