Kekuatan Iman Sebagai
Kunci Menundukkan Tantangan
ألله
أكبر ألله أكبر ألله أكبر
ألله
أكبر ألله أكبر ألله أكبر
ألله أكبر ألله أكبر ألله أكبر . ألله أكبر ولله الحمد . إن الحمد لله نحمده
ونستعينه ونستغفره . ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا . من يهد الله
فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له . أشهد أن لا إله إلا الله و أشهد أن محمدا عبده
ورسوله . أللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كما صليت على سيدنا إبراهيم
وعلى آل سيدنا إبراهيم . وبارك على سيدنا
محمد وعلى آل سيدنا محمد كما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى آل سيدنا إبراهيم فى
العالمين إنك حميد مجيد . أما بعد فأوصيكم بتقوى الله فقد فاز المتقون . قال الله
تبارك وتعالى " إنِاَّ أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ
وَانْحَرْ . إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ اْلأَبْتَرُ"
Allahu Akbar 3X walillaahil hamd
Kaum muslimin Jama’ah
shalat Id Adha
Hafizhakumullah
Pada pagi ini kita merayakan hari
raya Idul Adha. Hari raya kurban. Oleh orang jawa hari raya ini disebut hari
raya besar. Karena memang pada hari raya
ini takbir kita kumandangkan lebih lama daripada takbir di hari raya idul
fitri.
Sejak kemarin pada subuh hari
Arafah dan hingga waktu shalat ashar pada hari terakhir tasyriq, kita terus
mengumandangkan takbir selepas shalat.
Selain takbir yang lebih
lama, hari raya yang oleh sebagian
penduduk dunia, seperti halnya mesir dirayakan jauh lebih meriah dan lebih lama
dibandingkan idul fitri ini, juga berbeda dengan adanya ritual penyembelihan
hewan qurban mulai hari ini dan tiga hari berikutnya yang disebut dengan Yauman
nahr atau Ayyaamut tasyriiq, hari penyembelihan dan hari-hari
mendendeng daging.
Penyembelihan hewan kurban inilah
aktivitas yang paling dicintai oleh Allah azza wajalla sebagaimana
disabdakan Rasulullah Saw:
مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ
مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ ...
“Tiada
amalan manusia apapun pada hari nahr yang paling dicintai Allah daripada
mengalirkan darah hewan kurban...” (HR Turmudzi /1526)
Salah satu wujud kecintaan Allah
akan hal ini adalah penghargaan yang luar biasa besar bagi siapa saja yang
meluangkan sebagian rizki yang telah diberikan Allah untuk membeli hewan
kurban. Sebagaimana dinyatakan Rasulullah Saw:
لِصَاحِبِهَا بِكُلِّ
شَعْرَةٍ حَسَنَةٌ
“Bagi
pemiliknya (yaitu orang yang berkurban) ada satu nilai kebaikan sebagai ganti
sehelai bulu hewan kurbannya”(HR Turmudzi)
Pertanyaannya adalah mampukah dan
adakah alat canggih yang telah diciptakan oleh manusia untuk menghitung jumlah
bulu-bulu hewan kurban? Jumlah yang luar biasa banyak dan di luar kemampuan
kita untuk menghitungnya. Inilah anugerah Allah dan sungguh Allah Maha memiliki
anugerah yang besar.
Allahu Akbar 3X
walillaahil hamd
Kaum muslimin Jama’ah
shalat Id Adha
Hafizhakumullah
Membicarakan syari’at berkurban dan tentunya ibadah
haji dengan ritualnya, harus mengingatkan kita kembali akan sejarah Nabiyullah
Ibrahim As dan keluarganya. Mereka adalah figur-figur pemilik keimanan
dan keyakinan sangat kokoh serta
kepasrahan yang begitu total kepada Allah azza wajalla sehingga
seluruhnya berhasil melewati ujian dan rintangan guna menggapai sukses di masa
depan, dalam kehidupan yang sangat jauh lebih baik daripada kehidupan dunia ini
serta lebih abadi yaitu kehidupan akhirat.
Nabi Ibrahim adalah seorang
lelaki dewasa yang telah begitu lama menantikan kehadiran anak, sebagai
penyejuk jiwa dan generasi penerus. Akan tetapi saat anak yang telah lama
sangat dirindukan hadir, Allah memerintahkan agar bayi dan ibundanya diungsikan
ke daerah yang tandus dan gersang. Selanjutnya Nabi Ibrahim pun bergegas pergi
meninggalkan mereka berdua tanpa menoleh, meski teriakan-teriakan Siti Hajar
terdengar keras membahana. Nabi Ibrahim As baru menoleh dan
menganggukkan kepala ketika Siti Hajar bertanya: “Apakah ini perintah Allah?”
di sinilah kemudian Siti Hajar dengan segenap kepasrahan bergumam: “Jika
demikian maka sungguh Allah tidak akan pernah menelatarkan kami”
Waktupun berjalan, dan saat berada dalam masa kanak-kanak yang
lucu, turunlah perintah dari Allah agar anak itu disembelih. Sungguh ujian
kejiwaan yang maha berat. Akan tetapi Nabi Ibrahim dengan mantap berkata:
“Wahai anakku, aku melihat dalam mimpi sesungguhnya aku menyembelihmu. Maka
renungkanlah apa pendapatmu?” Nabi Ismail dalam waktu itu masih berusia delapan
tahun pun menegaskan akan mendukung keinginan ayahandanya:
...يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ
سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الصَّابِرِيْنَ
“....Hai bapakku, kerjakanlah
apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar". QS As Shaaffaat:102.
Allahu Akbar 3X
walillaahil hamd
Kaum muslimin Jama’ah
shalat Id Adha
Hafizhakumullah
Ada sekian banyak hikmah penting
dibalik kisah sukses Nabi Ibrahim As dan keluarganya yang tercatat dalam
kitab suci Alqur’an. Hikmah itu di antaranya adalah bahwa kunci sukses
menundukkan tantangan dan mengacuhkan godaan-godaan kehidupan dunia ini adalah
kekuatan iman, keyakinan mantap bahwa setelah kehidupan dan kenikmatan dunia
ini ada kehidupan selanjutnya yang lebih baik dan lebih abadi.
Semakin kuat keyakinan hati akan
hal ini maka akan semakin mudah bagi kita untuk tidak terpesona oleh rayuan
dunia yang senantiasa bersolek menawarkan harta benda, kedudukan dan kecantikan
kepada kita. Karena itulah meski sibuk bekerja mencari nafkah untuk keluarga,
marilah menjadikan kekuatan Aqidah dan Iman sebagai prioritas utama dari tujuan
hidup yang harus dicapai.
Kekuatan Iman ini akan bisa
didapatkan dengan menjalankan aktivitas
Pertama: Kita harus rutin dan
rajin menjalankan shalat lima waktu dengan benar karena seperti dimaklumi bahwa
shalat lima waktu adalah tiang agama dan standart utama amalan manusia.
Kedua : Selain shalat lima waktu kita
juga harus menambahnya dengan shalat-shalat sunnah rawatib (qabliyyah dan
ba’diyyah) dan jika bisa maka melengkapinya dengan shalat malam.
Ketiga : Secara rutin kita harus
membaca kitab suci Alqur’an. Setiap hari sebelum membaca tulisan apapun maka
kita harus terlebih dahulu menyempatkan membaca Alqur’an. Sungguh Alqur’an
memiliki energi sangat kuat yang mampu memantapkan hati akan kepercayaan kepada
Allah azza wajalla. Apabila membaca sejarah para sahabat, kita akan
menemukan ada sekian banyak orang yang hatinya tergugah, tersadar dan selanjutnya menyatakan diri
masuk Islam, hanya karena mendengar bacaan Alqur’an. Jadi sebenarnya hanya
dengan banyak membaca dan mendengar bacaan Alqur’an, tanpa harus mendengar
ceramah panjang lebar yang kadang-kadang
mayoritas isinya hanya banyolan, seseorang akan mendapatkan kekuatan Imannya
bertambah.
Keempat: kita harus meletakkan
diri kita dalam komunitas yang baik. Karena komunitas kita adalah laksana orang
tua dan guru kita. Komunitas inilah yang membentuk pribadi dan jiwa kita. Dalam
hikmah dikatakan:
اْلإِنْسَانُ ابْنُ
بِيْئَـتِهِ
“Manusia
adalah anak lingkungannya”
Kelima : Jika lingkungan yang baik tidak
kita dapatkan dan memang inilah realitas kehidupan masa sekarang maka agar kita
teguh dan mampu bertahan dari serangan budaya negetif lingkungan maka kita
harus memiliki seorang guru, seorang pribadi yang bisa menjadi ukuran dan
teladan bagi kita. Pribadi yang senantiasa mengawasi dan membimbing kita.
Inilah perintah Allah azza wajalla:
يَاأَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصَّادِقِيْنَ
“Wahai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaknya kamu bersama
orang-orang yang jujur”(QS at Taubah:119)
Seperti halnya untuk
pengembangan intelektual, seseorang juga sangat dianjurkan agar
mempunyai guru guna mengembangkan spiritual dalam rangka mengawal dan
memperbaiki prilaku dan perjalanan menunju Allah. Sungguh seorang tidak akan
mengenal Allah tanpa bantuan seorang guru (Murobbi). Imam Abdul Wahhab
Sya’rani berkata, “Ketahuilah, siapapun tidak akan sampai pada tingkat dan
keadaan mulia kecuali jika bertemu dengan guru....”
Sayyid Masyhur al
Haddad mengatakan: “Barang siapa yang tidak memiliki guru (Syekh) maka ia tak
ubahnya seperti orang yang kebingungan di jalanan. Barang siapa yang tidak
memiliki guru pembimbing dan penunjuk maka dipastikan setan akan menuntunnya ke
jalan yang sesat ”
Tekanan agar
perjalanan spiritual menuju mengenal dekat Allah dikawal oleh seorang
guru, juga dengan sangat jelas disebut dalam sabda Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam yang artinya,
خُذُوْا
عَنِّي مَنَاسِكَكُمْ
“Ambil dariku ritual
haji (Manasik) kalian !“ ( HR Nasa’i dari Jabir ra )
صَلُّوْا
كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلِّى
“Shalatlah kalian
seperti kalian melihat aku sholat !” (HR Nasai –Ahmad
dari Malik bin Huwairits ).
Dalam Alqur’an juga
disebutkan isyarat tentang keharusan menjalani hidup dan berjalan bersama
seorang guru Murobbi. Allah azza wajalla berfirman:
يَوْمَ نَدْعُوْ كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ
“ Pada hari
Kami memanggil setiap manusia bersama Imam mereka “ QS al Isra’ : 71.
Maksudnya pada hari
itu setiap kaum dipanggil bersama dengan tokoh panutan (Imam) mereka. Kaum
beriman yang menjadikan para nabi sebagai panutan maka merekapun dipanggil
bersama para nabi. Sedang kaum kafir dipanggil bersama tokoh–tokoh yang
menyesatkan mereka, “dan Kami jadikan mereka para pemimpin yang menyeru ke
neraka “ QS al Qashash : 41
Jika untuk maju dalam
spiritual seseorang membutuhkan Guru atau Murobbi, lantas siapakah figur
yang layak dijadikan Murobbi, layak mendapat predikat sebagai Syekh?
Secara bahasa Syekh adalah seorang yang telah beruban. Ukuran umum, Syekh
adalah figur berakal yang dijadikan rujukan dalam pendapat. Dalam ukuran
Khusus, Syekh adalah figur yang mendalam dalam tiga macam ilmu syariat;
Islam, Iman dan Ihsan. Dalam istilah para ahli hadits, Syekh adalah figur yang
menguasai seratus ribu hadits secara Sanad dan Matan. Sementara dalam dunia suluk, perjalanan
mengenal dekat Allah, para ulama memberikan pengertian tentang figur
Syekh:
مَنْ عَلَّمَكَ بِقَالِهِ وَأَنْهَضَكَ بِحَالِهِ
“Manusia yang
ucapannya bisa membimbingmu dan tindakannya mampu menjadi motivasi bagimu“
Allahu Akbar 3X
walillaahil hamd
Kaum muslimin Jama’ah
shalat Id Adha
Hafizhakumullah
Hal-hal yang bermanfaat bagi kekuatan
Iman kita di atas bukan hanya penting untuk kita amalkan. Selain berusaha
menerapkan pada diri sendiri, sebagai orang tua yang memiliki tanggung jawab
menjaga anak dari neraka dan mengantarkannya ke surga, maka hal-hal tersebut
harus menjadi kurikulum pelajaran yang harus diterima oleh anak-anak dalam
lingkungan pendidikan di rumah kita.
Apabila kurukulum tersebut bisa
diterapkan secara baik, ketat dan total, Insya Allah anak-anak kita bisa
menyerap dan menerimanya secara baik dan optimal. Dengan begitu anak-anak kita
akan terhindar dari fenomena akhir zaman seperti disebutkan oleh Rasulullah
Saw.
إِنَّ مِنْ أَعْلاَمِ
السَّاعَةِ وَأَشْرَاطِهَا أَنْ يَكُوْنَ الْوَلَدُ غَيْظًا وَأَنْ
يَكُوْنَ الْمَطَرُ قَيْظًا وَأَنْ تَفِيْضَ اْلأَشْرَارُ فَيْضًا
“Sesungguhnya
termasuk alamat dan pertanda kiamat adalah anak menjadi sumber kemarahan orang,
hujan (justru berfungsi seperti) panas (dan tidak menumbuhkan tanaman) dan
orang-orang buruk tersebar luas”(HR Thabarani dari Thabarani)
Akhirnya, semoga kita semua,
anak-anak dan keluarga kita mendapatkan anugerah Allah berupa kekuatan Aqidah
seperti keluarga Nabi Ibrahim As sehingga bisa sukses hidup secara baik
sesuai aturan islam dan selaras petunjuk Rasulullah Saw di tengah carut marut
kehidupan akhir zaman yang semakin hari tidak bertambah kecuali kerusakan demi
kerusakan di mana dalam bahasa Rasulullah Saw laksana malam yang semakin lama
semakin gelap gulita.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ .
Khutbah
Kedua
ألله
أكبر ألله أكبر ألله أكبر
ألله أكبر ألله أكبر ألله أكبر
ألله أكبر ولله الحمد . إن الحمد لله ...
أللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه
أجمعين . أما بعد فياأيها المسلمون اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون
.
أللهم ارض عن أصحاب رسول الله أبي بكر وعمر
وعثمان وعلى وغيرهم ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين وارحمـنا واحشرنا معهم برحمتك
يا أرحم الراحمين .
أللهم اغفر .....