- بسم الله الرحمن الرحيم
Dzunnun Al Mishri berkata: [Jangan berteman akrab menuju Allah kecuali dengan pandangan yang sama. Jangan berteman dengan akran (bershuhbah) dengan makhluk kecuali dengan saling menasehati. Jangan bershuhbah dengan nafsu kecuali dengan perlawanan. Jangan bershuhbah dengan setan kecuali dengan permusuhan] tanwiirul Adzhaan:1/271.
1) Bershuhbah Bersama Menuju Allah
Allah ta’alaa berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.“QS Ali Imran:118.
Sungguh telah dikatakan: “Jangan tertipu performa manusia sebelum kamu mengerti hakikat dirinya”.
Juga dikatakan: “Sesungguhnya orang-orang itu laksana kotak-kotak terkunci. Dan tiada kunci-kuncinya kecuali sekian banyak uji coba”
2) Bershuhbah dengan Manusia dengan
Saling Menasehati dan Menabahkan Diri
Allah ta’alaa berfirman: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.“QS al Ashr:1-3.
Allah ta’alaa berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan berjejaringlah serta bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.“QS Ali Imran:200.
Dikatakan:
Bersabarlah atas kepedihan karena orang yang iri hati, karena kesabaranmu pasti akan membunuhnya.
Sungguh api akan memakan dirinya sendiri apabila tidak menemukan sesuatu yang dimakannya.
3) Bershuhbah dengan Nafsu dengan Perlawanan (Sehingga menjadi Lawwamah lalu Muthmainnah)
Allah ta’alaa berfirman: “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.“QS Yusuf:53.
Yang selalu menyuruh kepada kejahatan adalah salah satu jenis nafsu. Di antara jenis yang lain ialah al lawwaamah, yaitu yang senantiasa dan seringkali mengkritisi dirinya ketika terjatuh dalam kemaksiatan.
Di antara jenis nafsu lainnya adalah al muthma’innah yang disebutkan Allah dalam firmanNya: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku. masuklah ke dalam syurga-Ku” QS al Fajr: 27-30. Nafsu jenis ini merasa tentram dengan keimanan dan pembenaran sepenuhnya akan janji Allah ta’alaa. Nafsu jenis selamanya mendapatkan pertolongan menuju ketaatan dan membenarkan pertemuan dengan Allah ta’aalaa.
Dalam Burdah-nya, Imam al Bushiri mengatakan:
= Nafsu itu seperti anak kecil yang jika kamu membiarkannya maka ia akan tumbuh dewasa dengan tetap suka menyusu (kepada ibunya). Tetapi jika kamu menyapihnya maka iapun bisa tersapih.
= Maka alihkanlah keinginan nafsu dan waspadalah jangan sampai memberinya kuasa, sebab sungguh selama hawa nafsu berkuasa niscaya ia bisa mematikan atau membuat kerusakan(menimbulkan kecacatan)
Nafsu lebih berbahaya daripada setan karena ia musuh dalam rupa seorang teman. Sementara manusia tidak pernah mewaspadai rekayasa teman sendiri. Jadi nafsu adalah musuh dalam selimut.
4) Bershuhbah dengan Setan dengan Permusuhan
Allah ta’alaa berfirman: ” Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala“QS Fathir:6.
Lihatlah apa yang dilakukan setan terhadap ayah kita Nabi Adam alaihissalaam dan isterinya Hawwa’.Ia telah bersumpah sesungguhnya ia bermaksud baik kepada keduanya sebagaimana difirmankan Allah: “Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua",QS al A’raaf:21. lalu bagaimana terhadap kita? padahal terhadap kita ia telah bersumpah, seperti difirmankan Allah: “Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka". “QS al Hijr:39-40.
Karena itulah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam memberikan peringatan kepada kita akan rekayasa setan dalam khutbah beliau ketika hajjatul wada’. Beliau bersabda:
“Ingat, sesungguhnya setan telah berputus asa untuk bisa disembah di negeri-negeri kalian ini selamanya. Tetapi akan ada ketaatan kepadanya dalam amal-amal yang kalian anggap remeh sampai akhirnya setan pun rela dengan hal itu”(HR Turmudzi/2248)
Dalam riwayat lain:
“Sesungguhnya setan telah berputus asa untuk bisa disembah oleh orang-orang yang shalat, tetapi (ia masih berharap) membenturkan di antara mereka”(HR Ahmad Muslim Turmudzi dari Jabir ra/al Jami’ As Shaghiir:1/82)
Dalam kitabnya, Bustanul Waa’izhiin Wa Riyadhus Saami’iin hal 13, Ibnul Jauzi menyebutkan riwayat dari Nabi Muhammad Saw bahwa sesungguhnya beliau saat hajjatul wada’ berkhutbah:
“Wahai manusia, sesungguhnya aku mengharapkan kebaikan untuk kalian dan lagi bisa dipercaya. Ingat sesungguhnya Iblis telah berputus asa dari kalian. Akan tetapi demi Dzat yang mengutusku dengan hak, Iblis, semoga Allah melaknatnya, pasti akan menjadikan kalian menyembah seribu tuhan. Seseorang menyembah untanya, orang lain menyembah isterinya, orang lain menyembah kambingnya, orang lain menyembah tanaman pertaniannya, orang lain menyembah perdagangan (bisnisnya), orang lain menyembah hasil karyanya, orang lain menyembah kendaraannya, dan orang lain menyembah temannya. Seseorang bertanya kepada yang lain: “Bagaimana keadaanmu?” maka temannya menjawab: “Jika bukan karena perdaganganku maka tak ada keadaan (menyenangkan) bagiku”. Ia berkata: “Andai bukan karena pertanianku” orang lain berkata: “Andai bukan karena isteriku” orang lain berkata: “Andai bukan karena kendaraanku” orang lain berkata: “Andai bukan karena temanku” sehingga setan melalaikannya dari mengingat Tuhannya dan membuatnya kepayahan dalam urusan dunianya serta memutuskannya dari Akhiratnya_....”
Hadits tersebut sejalan dengan firman Allah: “...dan tidaklah melupakan aku untuk melakukan hal itu kecuali setan... “QS al Kahfi:63.
Benar, Allah ta’aalaa berfirman: “...dan sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan lemah”QS An Nisa’: 28. Dalam ayat lain: “...sesungguhnya rekayasa setan itu lemah “QS An Nisa’:76. Adalah dua hal yang lemah jika bertarung maka masing-masing keduanya tidak memiliki penolong untuk bisa mengalahkan lawannya. Lalu Allah memerintahkan manusia yang lemah agar memohon pertolongan kepada Tuhannya yang Maha Lembut dari rekayasa musuhnya yang lemah agar Dia Memberinya perlindungan dan pertolongan untuk bisa mengalahkan musuh dengan selalu berdzikir kepadaNya sebagaimana dikatakan:
=Seorang hamba senantiasa dalam lindungan dan penjagaan Allah
dari setiap setan yang sesat dan lalai
=Jika ia memohon perlindungan kepada Sang Maha Pengasih di waktu paginya dan begitu pula di waktu sorenya dengan berdzikir kepada Allah.
والله يتولى الجميع برعايته==
بما تعامل للصحبة؟
قَالَ ذُو النُّوْنِ الْمِصْرِى: (لاَ تَصْحَبْ مَعَ اللهِ إِلاَّ بِالْمُوَافَقَةِ وَلاَ بِالْخَلْقِ إِلاَّ بِالْمُنَاصَحَةِ وَلاَ مَعَ النَّفْسِ إِلاَّ بِالْمُخَالَفَةِ وَلاَ بِالشَّيْطَانِ إِلاَّ بِالْعَدَاوَةِ) تنوير الأذهان 1/271.
1) الصُّحْبَةُ مَعَ الله بِالْمُوَافَقَةِ
قال الله تعالى: [يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَ تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِنْ دُوْنِكُمْ لاَ يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالاً وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِى صُدُوْرُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّـنَّا لَكُمُ اْلآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ] آل عمران:118.
وَقَدْ قِيْلَ : لاَ تَغْتَرَّ بِظَاهِرِ إِنْسَانٍ حَتَّى تَعْرِفَ سَرِيْرَتَهُ
كَمَا قِيْلَ :
إِنَّ الرِّجَالَ صَنَادِيْقُ مُقَفَّلَةٌ #
وَمَا مَفَاتِيْحُهَا إِلاَّ التَّجَارِيْبُ
2) الصُّحْبَةُ مَعَ النَّاسِ بِالْمُنَاصَحَةِ وَالْمُصَابَرَةِ
قَالَ الله تَعَالَى: [وَالْعَصْرِ . إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَفِى خُسْرٍ. إِلاَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ] العصر:1-3.
وَقَالَ تَعَالَى: [يَآأَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوا صْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْا وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ]آل عمران:200.
وَقَدْ قِيْلَ:
اصْبِرْ عَلَى مَضَضِ الْحَسُـوْ# دِ فَإِنَّ صَبْرَكَ قَاتِلُهُ
فَالنَّارُ تَأْكُلُ نَفْسَـــهَا # إِنْ لَمْ تَجِدْ مَا تَأْكُلُهُ
3) الصُّحْبَةُ مَعَ النَّفْسِ بِالْمُخَالَفَةِ (حَتَّى تَصِيْرَ لَوَّامَةً فَمُطْمَئِنَّةً)
قَالَ اللهُ تَعَالَى: [وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِيْ إِنَّ النَّفْسَ َلأَمَّارَةٌ بِالسُّوْءِ إِلاَّ مَا رَحِمَ رَبِّيْ إِنَّ رَبِّي غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ] يوسف:53.
وَاْلأَمَّارَةُ بِالسُّوْءِ مِنْ أَنْوَاعِ النَّفْسِ وَمِنْهَا اللَّوَّامَةُ وَهِيَ تَرْجِعُ بِاللَّوْمِ عَلَى صَاحِبِهَا كَثِيْرًا عِنْدَ الْوُقُوْعِ فىِ الْمَعْصِيَةِ .
وَمِنْهَا الْمُطْمَئِنَّةُ وَقَدْ ذَكَرَهَا الله تَعَالَى فِى قَوْلِهِ [يَآأَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ . ارْجِعِيْ إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً ؟ فَادْخُلِى فِى عِبَادِيْ وَادْخُلِى جَنَّتِي]الفجر:27-30. وَهِيَ الَّتِى اطْمَأَنَّتْ لِلإِيْمَانِ وَالتَّصْدِيْقِ بِوَعْدِ اللهِ تَعَالَى فَهِيَ دَائِمَةً مُوَفَّقَةٌ لِلطَّاعَةِ مُصَدِّقَةٌ بِلِقَاءِ اللهِ تَعَالَى . قاَلَ الْبُوْصِيْرِي :
وَالنَّفْسُ كَالطِّفْلِ إِنْ تُهْمِلْهُ شَبَّ عَلَى#
حُبِّ الرَّضَاعِ وَإِنْ تَفْطِمْهُ يَنْفَطِمِ
فَاصْرِفْ هَوَاهَا وَحَاذِرْ أَنْ تُوَلِّيَهُ #
إِنَّ الْهَوَى مَا تَوَلَّى يُصْمِ أَوْ يَصِمِ
وَهِيَ أَضَرُّ مِنَ الشَّيْطَانِ فِتْـنَةً إِذْ هِيَ عَدُوٌّ فِى صُوْرَةِ صَدِيْقٍ وَاْلإِنْسَانُ لاَ يَتَـنَبَّهُ لِمَكَايِدِ الصَّدِيْقِ وَهِيَ اَيْضًا عَدُوٌّ مِنْ دَاخِلٍ .
4) الصُّحْبَةُ مَعَ الشَّيْطَانِ بِالْعَدَاوَةِ
قَالَ الله تَعَالَى: [إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّا . إِنَّمَا يَدْعُوْ حِزْبَهُ لِيَكُوْنُوْا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيْرِ]فاطر:6.
انْظُرْ كَيْفَ فَعَلَ الشَّيْطَانُ بِأَبِيْـنَا آدَمَ وَزَوْجَتِـهِ حَوَّاءَ وَقَدْ أَقْسَمَ أَنَّهُ لَهُمَا لَمِنَ النَّاصِحِيْنَ كَمَا قَالَ تَعَالَى: [وَقَاسَمَهُمَا أَنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِيْنَ] الأعراف:21, فَكَيْفَ بِنَا وَقَدْ أَقْسَمَ لَـنَا كَمَا قَالَ تَعَالَى: [قَالَ رَبِّي بِمَا أَغْوَيْتَنِي َلأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى اْلأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِيْنَ . إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ]الحجر:39-40.
وَلِذَلِكَ حَذَّرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ علَيْنَا مَكَائِدَهُ فِى خُطْبَتِهِ عِنْدَ حَجَّةِ الْوَدَاعِ حَيْثُ قَالَ: (...أَلاَ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يُعْبَدَ فِى بِلاَدِكُمْ هَذِهِ أَبَدًا وَلَكِنْ سَتَكُوْنُ لَهُ طَاعَةٌ فِيْمَا تَحْتَقِرُوْنَ مِنْ أَعْمَالِكُمْ فَسَيْرضَى بِهِ) رواه الترمذى رقم 2248. وَفِى رِوَايَةٍ: (إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ يَئِسَ مِنْ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّوْنَ وَلَكِنْ فِى التَّحْرِيْشِ بَيْنَهُمْ) رواه أحمد ومسلم والترمذى عن جابر (الجامع الصغير 1/82)
وَذَكَرَ ابْنُ الْجَوْزِى فِى كِتَابِهِ بُسْتَانُ الْوَاعِظِيْنَ وَرِيَاضُ السَّامِعِيْنَ ص 13 مَا رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انَّهُ قَالَ فِى خُطْبَةِ الْوَدَاعِ : (أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي لَكُمْ نَاصِحٌ أَمِيْنٌ أَلاَ وَإِنَّ إِبْلِيْسَ قَدْ يَئِسَ مِنْكُمْ لاَ تَعْبُدُوْنَ صَنَمًا أَبَدًا وَلكِنْ وَالَّذِى بَعَثَنِي بِالْحَقِّ ليَجْعَلَنَّكُمْ إْبْلِيْسُ - لَعَنَهُ الله – أَنْ تَعْبُدُوْا أَلْفَ إِلهٍ يَعْبُدُ الرَّجُلُ إِبِلَهُ وَاْلآخَرُ امْرَأَتَهُ وَاْلآخَرُ غَنَمَهُ وَاْلآخَرُ حَرْثَهُ وَاْلآخَرُ تِجَارَتَهُ وَاْلآخَرُ صَنْعَـتَهُ وَاْلآخَرُ مَرْكَبَهُ وَاْلآخَرُ صَدِيْقَهُ يَقُوْلُ الرَّجُلُ لِلرَّجُلِ كَيْفَ حَالُكَ فَيَقُوْلُ لَهُ : لَوْلاَ تِجَارَتي مَا كَانَ لِي حَالٌ يَقُوْلُ لَوْلاَ حَرْثِي وَاْلآخَرُ يَقُوْلُ لَوْلاَ امْرَأَتي وَاْلآخَرُ يَقُوْلُ لَوْلاَ مَرْكَبِيْ وَاْلآخَرُ لَوْلاَ صَدِيْقِي فَيُنْسِيْهِ ذِكْرَ مَوْلاَهُ وَيُتْعِبُهُ فِى دُنْيَاهُ وَيَقْطَعُهُ عَنْ أُخْرَاهُ _ الحديث)
ومصداق ذلك ما يشير إليه قوله تعالى (وَمَا أَنْسَانِيْهُ إِلاَّ الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ) الكهف:63.
نَعَمْ يَقُوْلُ الله تَعَالَى: [وَخُلِقَ اْلإِنْسَانُ ضَعِيْفًا]النساء:28. وَفِى آيَةٍ أُخْرَى: [إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيْفًا]النساء:76. وَالضَّعِيْفَانِ إِذَا اقْتَـتَلاَ وَلَمْ يَكُنْ لِوَاحِدٍ مِنْهَا مُعِيْنٌ لَمْ يَظْفَرْ بِصَاحِبِهِ فَأَمَرَ الله ْالإِنْسَانَ الضَّعِيْفَ أَنْ يَسْتَعِيْنَ بِرَبِّهِ اللَّطِيْفِ مِنْ كَيْدِ عَدُوِّهِ الضَّعِيْفِ لِيَعْصِمَهُ مِنْهُ وَيُعِيْـنُهُ عَلَيْهِ بِالْمُدَاوَمَةِ عَلَى ذِكْرِهِ كَمَا قِيْلَ:
الْعَبْدُ فِى كَنَفِ اللهِ وَحِفْظِهِ #
مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ غَوِيٍّ سَاهِ
إِنْ عَاذَ بِالرَّحْمنِ عِنْدَ صَبَاحِهِ #
وَكَذَاكَ إِنْ أَمْسَى بِذِكْرِ اللهِ
=والله يتولى الجميع برعايته=