Tahun kelima Hijriyyah menjadi tahun yang begitu indah tiada pernah terlupa sepanjang masa bagi putri jelita bernama Barroh binti Harits dari Bani Mushtholiq, sebab pada tahun itulah wanita yang kemudian terkenal dengan nama Juwairiyyah itu masuk islam dan mendapat kehormatan abadi sebagai Ummul Mukminin karena statusnya yang kini menjadi salah satu isteri Rosululloh Muhammad Saw. Kisah selengkapnya adalah:
Saat pasukan Islam berhasil menaklukkan Bani Mushtholiq, mereka banyak membawa para pria dan wanita sebagai tawanan. Salah satu wanita yang tertawan itu adalah Juwairiyyah putri Harits pemimpin Bani Mushtholiq. Selanjutnya Juwairiyyah jatuh menjadi bagian Tsabit bin Qoes al Anshori. Oleh Tsabit, Juwairiyyah mendapat kesempatan bebas jika bisa menebus dirinya, artinya kini dia menjadi seorang budak Mukatab. Karena persyaratan yang ditetapkan majikan baginya sangat memberatkan maka Juwairiyyah datang kepada Nabi Saw yang saat itu sedang berada di bilik Aisyah ra.
Mendengar ada suara orang yang meminta izin masuk, Aisyah segera melihat dan ternyata itu adalah suara seorang wanita jelita berusia sekitar dua puluh tahun. Aisyah telah mengenal wajah ini, ini adalah Juwairiyyah yang kecantikannya selalu menawan hati setiap lelaki yang pernah melihatnya. Dan sebagai isteri tentu saja Aisyah juga merasa cemburu, jangan – jangan nanti Nabi Saw juga akan tertarik begitu melihat wanita ini. Kendati demikian, Aisyah tidak menuruti perasaan ini, dia segera mempersilahkan Juwairiyyah untuk masuk dan menghadap Nabi Saw. Kepada Nabi Saw, dengan penuh ketundukan serta performa kemuliaan yang selalu melekat, Juwairiyyah berkata: “ Wahai Rosululloh, sesungguhnya saya adalah wanita muslimah, saya bersaksi tiada Tuhan selain Alloh dan saya bersaksi bahwa engkau adalah utusanNya. Seperti yang anda mengerti bahwa saya adalah puteri pemimpin Bani Mushtholiq dan saya masuk dalam bagian Tsabit dan saudara sepupuhnya, selanjutnya Tsabit membeli bagian sepupuhnya dengan beberapa pohon kurma, dan setelah itu Tsabit juga memberi akad Mukatabah ( bebas dengan tebusan) kepada saya dengan persyaratan yang sepertinya saya tak mampu melaksanakannya. Karena itu saya mohon anda memberi bantuan supaya saya bisa bebas!”
Melihat dan mendengar penuturan Juwairiyyah, timbul belas kasihan dalam hati Nabi Saw hingga Beliau Saw lalu bersabda: “ Apakah kamu mau menerima sesuatu yang jauh lebih baik dari itu semua?“ dengan kebingungan, Juwairiyyah bertanya: Apa maksud anda wahai Rosululloh? Nabi Saw menjawab: “Aku akan membayar jumlah harga kebebasanmu dan setelah itu aku akan menikahimu “. Dengan sinar wajah yang penuh harap akan hal itu, mantas isteri Musafi’ bin Shofwan al Mushtholiqi ini pun mengangguk tanda setuju. Selanjutnya Rosululloh Saw memanggil Tsabit dan memberitahukan keputusan tersebut. Tsabit pun dengan antusias berkata: Kalau begitu Juwairiyyah adalah milik anda.
Mendengar Nabi Saw menikahi Juwairiyyah, seluruh sahabat segera membebaskan para tawanan Bani Mushtholiq kendati ada sebagian tawanan wanita yang sudah terlanjur disetubuhi. Para sahabat saling memberitahukan kepada temannya: “Mereka ini adalah mertua Rosululloh Saw, karena itu bebaskanlah mereka semua “, hingga tak kurang ada sekitar seratus keluarga yang dibebaskan dari perbudakan. Fenomena ini menjadi catatan tersendiri bagi Aisyah ra, Beliau menuturkan: “Aku tak pernah mengenal wanita yang paling besar membawa berkah bagi kaumnya melebih Juwairiyyah “.
Ummul Mukminin Juwairiyyah Putri Jelita yang Penuh Berkah
Author:
Unknown
Genre:
»
Biografi
Rating
Posted by Unknown
Posted on