Di Antara
Allah ta’ala berfirman:
“Dan katakanlah: “beramal – lah kalian maka Allah, rasulNya dan orang-orang beriman akan selalu melihat amal kalian. Dan lalu kalian akan dikembalikan kepada (Allah) Dzat yang mengetahui hal yang gaib dan yang terlihat lalu Dia akan mengabarkan kepada kalian tentang apa yang kalian kerjakan”(QS at taubah:105)
Rasulullah Saw bersabda:
“Sesungguhnya segala sesuatu memiliki (mengalami) kondisi penuh kesemangatan, dan kondisi penuh kesemangatan itu juga memiliki (mengalami) masa kekendoran. Jika pelakunya tetap lurus dan terus berjalan (jejeg lan ajeg. Jawa) maka aku berharap ia meraih keberhasilan. Jika semata agar jari-jari menunjuk kepadanya (mendapat popularitas) maka jangan kalian menilainya (sebagai sebuah keberhasilan)” (HR Turmudzi no:2570).
Motivasi
Manusia termotivasi (terdorong) menjalani sebuah aktivitas sesuai dengan kadar kekuatan yang dimiliki berupa:
1. Kekuatan Materi (al Quwwah al Maaddiyyah)
Daya dorong kekuatan ini terbatas di antara maju (menjalani) dan mundur (berhenti). Dan bahkan terkadang sama sekali tidak mendorong amal apapun padahal ia dalam kondisi terpenuhi kebutuhannya. Kekuatan ini hanya sekedar sarana untuk beramal dan bukan kekuatan yang mendorong pada amal. Oleh karena itulah pengaruhnya pada amal begitu lemah.
2. Kekuatan Non Materi (al Quwwah al Ma’nawiyyah)
Kekuatan ini merupakan motivasi dari dalam diri (intrinsik) yang terkait erat dengan pemahaman-pemahaman seperti mencari popularitas, menuntut balas, dan membela orang yang lemah. Kekuatan ini memiliki pengaruh lebih kuat daripada kekuatan materi.
3. Kekuatan Spiritual (al Quwwah ar Ruuhiyyah)
Kekuatan inilah yang mendorong seorang muslim untuk beramal dalam kehidupan meski wujud dalam performa (penampilan berupa) kekuatan materi atau non materi. Ia tumbuh dari pemahaman hubungan manusia dengan Tuhannya. Lalu ia pun tergerak untuk menjalani sesuai dengan kadar yang dituntut oleh Allah, betapapun hal itu akan lebih dikedepankan (demi pengorbanan) lebih daripada kebutuhan hidupnya ketika ia menjadikan Aqidah Islam sebagai dasar kehidupan, dan (menjadikan) keterikatan dengan hukum-hukum syara’ sebagai standar beramal untuk menggapai ridha Allah yang merupakan puncak tertinggi tujuan dari segala usaha. Di sinilah rahasia keberhasilan dan kemenangannya.
Kekuatan inilah yang paling banyak memberikan pengaruh dan merupakan faktor paling menentukan. Ia adalah kekuatan yang melindungi semua langkah usaha dan kekuatan materi.
Ia adalah prinsip bagi seorang muslim dalam mengorbankan jiwa, harta benda dan tanah air di jalan aqidah dan agama yang disertai semangat tinggi, kejujuran dan keikhlasan. Dalam arti agar dirinya menjadikan Allah dan RasulNya lebih dicintai olehnya daripada dunia dan seisinya. Dan agar ia mengorbankan seluruh kebaikan dan kepemilikan di jalan Allah serta menempatkan dakwah pada posisi pertama dalam kehidupannya sebagaimana difirmankan Allah ta’ala: “
“Katakanlah, "Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” QS at Taubah:24.
=والله يتولي الجميع برعايته=
مِنْ طَرِيْقِ الْفَلَاحِ فِى الْعَمَلِ
بسم الله الرحمن الرحيم
قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالى: (وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَي اللهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهُ وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَسَتُرَدُّوْنَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ) التوبة:105.
وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
[إِنَّ لِكُلِّ شَيْئٍ شِرَّةً وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةً فَإِنْ صَاحِبُهَا سَدَّدَ وَقَارَبَ فَأَرْجُوْهُ وَإِنْ أُشِيْرَ إِلَيْهِ بِالْأَصَابِعِ فَلَا تَعُدُّوْهُ]رواه الترمذي رقم 2570.
الْإِنْدِفَاعُ
يَنْدَفِعُ الْإِنْسَانُ لِلْقِيَامِ بِالْعَمَلِ بِمِقْدَارِ مَا يَمْلِكُ مِنْ قُوًي وَهِيَ:
1. الْقُوَّةُ الْمَادِّيَّةُ:
هِيَ قُوَّةٌ مَحْدُوْدَةُ الْإِنْدِفَاعِ بَيْنَ الْإِقْدَامِ وَالْإِحْجَامِ أَوِ التَّقَاعُسِ وَقَدْ لَا تَدْفَعُهُ إِلَى الْعَمَلِ مُطْلَقًا مَعَ تَوَفُّرِهَا. تَكُوْنُ وَسِيْلَةً لِلْعَمَلِ وَلَا تَكُوْنُ قُوَّةً دَافِعَةً عَلَيْهِ وَلِذلِكَ كَانَ تَأْثِيْرُهَا لِلْعَمَلِ ضَعِيْفًا.
2. الْقُوَّةُ الْمَعْنَوِيَّةُ:
هِيَ دَافِعَةٌ دَاخِلِيَّةٌ مَرْبُوْطَةٌ بِمَفَاهِيْمَ كَطَلَبِ الشُّهْرَةِ وَالْأَخْذِ بِالثَّأْرِ وَالْإِنْتِصَارِ لِلضَّعِيْفِ فَهِيَ تَفُوْقُ الْقُوَّةَ الْمَادِّيَّةَ فِى التَّأْثِيْرِ.
3. الْقُوَّةُ الرُّوْحِيَّةُ:
هِيَ الْقُوَّةُ الدَّافِعَةُ لِعَمَلِ الْمُسْلِمِ فِى حَيَاتِه حَتَّي وَلَوْ كَانَتْ مَظَاهِرُهَا مَادِّيَّةً أَوْ مَعْنَوِيَّةً تَنْبَعِثُ مِنْ إِدْرَاكِ الْإِنْسَانِ صِلَتَهُ بِاللهِ تَعَالى فَيَنْدَفِعُ لِعَمَلِهِ بِهَا بِمِقْدَارِ مَا يَطْلُبُ اللهُ تَعَالَى لَهُ مَهْمَا يَكُوْنُ ذلِكَ مُؤَدِّيًا إِلَى تَقْدِيْمِهِ عَلى حَيَاتِه حَيْثُ جَعَلَ الْعَقِيْدَةَ الْإِسْلَامِيَّةَ أَسَاسَ حَيَاتِه وَالتَّقَيُّدَ بِالْأَحْكَامِ الشَّرْعِيَّةِ مِقْيَاسَ أَعْمَالِه لِابْتِغَاءِ رِضْوَان ِاللهِ تَعَالى غَايَةِ الْغَايَاتِ الَّتِي يَسْعَي إِلَيْهَا وَفِي هذَا سِرُّ نَجَاحِه وَانْتِصَارِه.
فَهِيَ أَكْثَرُهَا تَأْثِيْرًا وَأَشَدُّهَا فَعَّالِيَّةً وَهِيَ الْقُوَّةُ الْمُحَافِظَةُ لِلْمَكَاسِبِ وَالْقُوَي الْمَادِّيَّةِ فَكَانَ مَبْدَأَ الْمُسْلِمِ فِى التَّضْحِيَةِ بِالنَّفْسِ وَالْمَالِ وَالْأَرْضِ فِى سَبِيْلِ الْعَقِيْدَةِ وَالدِّيْنِ مَعَ الرَّغْبَةِ وَالصِّدْقِ وَالْإِخْلَاصِ بِمَعْنَي أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ إِلَى نَفْسِهِ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا وَأَنْ يُضَحِّيَ بِجَمِيْعِ مَصَالِحِه وَارْتِبَاطَاتِه فِى سَبِيْلِ اللهِ وَأَنْ يَكُوْنَ لِمَقَامِ الدَّعْوَةِ الْمَقَامُ الْأَوَّلُ فِى حَيَاتِه كَمَا قَالَ تَعَالى: (قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللهِ وَرَسُوْلِه وَجِهَادٍ فِى سَبِيْلِه فَتَرَبَّصُوْا حَتَّي يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِه وَاللهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ) التوبة:24.
=والله يتولي الجميع برعايته=