Mereka selalu tErbawa trend, yang dimana mereka tak tau asal usul dan tujuan sebenarnya dari trend tesebut.
panca indera mereka senantiasa dimanjakan dengan hingar bingar gemerlap zaman mulai dari makanan sampai gaya hidup.
Mereka terlupakan bahwa mereka adalah sosok penerus yang harus memperjuangkan kemajuan harkat dan martabat diri keluarga agama dan negara, mereka semua terlena dan tak tau harus bagaimana berbuat. Prestasi duniawi lebih dipentingkamd dan didahulukan ketimbang prestasi ukhrowi, mereka lebih membanggakan ijazah dari belajar formal ketimbang kepandaian dalam spiritual (hati).
Mereka lebih suka memoles penampilan dzhohir ketimbang membersihkan hati dengan intropeksi dan mendekatkan diri, jari jemari mereka tak pernah lepas dari keybord handphone dan laptop namun tak pernah mengentuh tasbih, mata mereka disibukkan dengan terus mengawasi perkembngan berita di portal berita online dan selalu meng update status sekaligus baca status teman namun mata mereka jarang dae hampir tidak pernah melihat huruf kitab suci, angan mereka dipenuhi dengan rencana kesuksesan yang berujung pada menumpuk harta benda namun mereka tak pernah terbesit sedikitpun bagaimana mereka saat mengarumi kehidupan kedua yang abadi dan lebih panjang.
Hujan deras anak anak tetap diantar sekolah agar tak ketinggalan mata pelajaran namun saat mengaji baru hujan rintik rintik sang anak dilarang berangkat dan tak ada rasa merasa bersalah bahwa ia telah tertinggal materi mengaji.
Siapa yang salah dan siapa yang harus dipersalahkan ketika generasi penerus
semakin jauh dari harapan dan siapa yang akan dimimtai pertanggung jawaban?
Jawabannya adalah kita. Kita ummat yang senantiasa dibanggakan sebagai ummat yang spesial karena adanya nabi yang spesial.Ya beginilah yang sedang terjadi dan akan terus terjadi, itu semua tergantung kita bagaimana kita mensikapi dan menjalani. Semoga kita semua senantiasa mendapat bimbingan dan penjagaan dari alloh taala. Amie Ya Robbal Alamien.